Motivasi Menulis

Ulasan film: Moonrise Kingdom (2012): Unik, Vulgar dan Nostalgia



     Tiga kata diatas berhasil menggambarkan film garapan Wes Anderson ini. Film ini mengambil kisah dua anak SMP yaitu Sam dan Suzy, mereka memiliki latar belakang yang berbeda, Sam seorang anak yatim yang selalu dibully bahkan disebut anak bermasalah dilingkungannya, ia ingin memiliki keluarga layaknya orang lain dan ingin memiliki rumah untuk pulang. Sedangkan Suzy seorang anak broken home yang menutup dirinya dari orang lain, ia benci terhadap semua anggota keluarganya karena mereka menganggap Suzy adalah seorang anak yang bermasalah, ia pun berharap ia tidak memiliki rumah karena dia merasa tidak kuat melihat wajah orang tuanya ketika mereka sedang bertengkar. Namun mereka memiliki satu kesamaan yaitu mereka sama-sama tidak memiliki teman dan dari kesamaan itulah mereka menjadi sahabat pena dan berencana melarikan diri agar mereka bisa hidup bersama. Lalu apa mereka berhasil dengan rencana mereka?

Berbeda dari film anak sekolahan yang sering kita lihat, film ini menunjukkan cinta yang murni dan vulgar, walaupun para tokoh masih berusia 12 tahun dan film ini pun menuai kontroversi sebagai biang “pedofilia” serta tidak cocok untuk anak-anak tapi dibalik itu semua, ya seperti yang digambarkan film inilah bagaimana cinta anak SMP. Pengen kemana-mana bareng, berbagi kisah berdua, bahkan kissing dan cuddling untuk menunjukkan afeksi walau disini mereka berdua bener-bener kaya anak SMP yang polos dengan dunia tersebut dan jujur aja kita semua pasti melewati fase bego seperti mereka, walau ada yang telat atau terlalu awal. Vulgarnya film inipun menjadi senjata mengapa film ini memiliki cerita yang kuat dan bagaimana film ini bisa mengafeksi penonton dengan perasaan nostalgic ketika menontonnya. Suzy dan Sam dua tokoh yang saling kontras inipun diceritakan layaknya sebuah buku, diawal kita hanya melihat bagaimana orang lain melihat dua tokoh ini, lalu secara perlahan cerita mulai membuka lembaran demi lembaran hidup mereka dan menceritakan bagaimana mereka bisa bertemu. Lalu apa film ini menggambarkan bagaimana lingkungan hidup bisa mempengaruhi anak? Iya banget, contoh besarnya adalah Suzy, anak yang hidup di keluarga broken home dan sangat otoriter membuat Suzy menjadi anak yang violent dan rebel, bahkan ia tak segan menusuk orang lain dengan menggunakan gunting, tiap tokoh disini memiliki hubungan yang erat dengan lingkungannya bahkan teman Sam yang ada di perkemahan yang menjadi tokoh minor memiliki watak sebagai anak yang belum merdeka dan butuh pemimpin untuk bergerak, sebab mereka selalu dipimpin oleh seseorang yang memiliki image kuat sehingga mereka tidak bisa mengutarakan ide maupun perasaan mereka.

Untuk visual jangan ditanya lagi, POKOKNYA GAK SIMETRIS DAN WARNANYA GAK CERAH ITU BUKAN WES ANDERSON. Seperti biasanya Wes memiliki cara yang unik untuk mengambil gambar, harus simetris dan memiliki tone yang cerah, Wes tidak menghilangkan estetika dalam tiap gambar yang diambilnya contohnya ketika ia melakukan zoom ke surat yang ditulis oleh Sam dan Suzy, ia tetap memberikan vibran warna yang cerah ditiap gambar tersebut. Wes Anderson juga sering memasukan beberapa slapstick comedy di beberapa scene. Namun karena perbedaan budaya aku sering bengong liat beberapa scene komedi. Bagiku pemilihan musik sangat cocok dengan tiap scene yang diiringinya, contohnya saja ketika Sam dan Suzy akan terjun dari gereja dan background diiringi musik haleluya serta bel gereja saat mereka berpelukan layaknya sebuah momen yang diberkahi oleh tuhan sendiri, some religious revelation thing right there, love can exist even in children.

Secara keseluruhan aku suka film ini karena bisa menggambarkan cinta sekolahan dengan jalan cerita dan latar yang sedikit berbeda dari film romansa sekolah lainnya. Selain itu film ini memiliki gambar yang sangat E S T E T I K dan S I M E T R I S untuk dijadikan wallpaper baik Desktop maupun HP dan untuk semua itu aku kasih skor 4/5 untuk film ini. God Bless Wes Anderson dan segala sesuatu yang simetris.

TLDR judul di atas

This is truly a very bias review and i don’t care.

Ulasan ini ditulis tahun 2020 oleh seorang pengangguran bernama Lutfi Fachrulrozi, ulasannya kadang serius, kadang bikin pusing, kadang cringe.

Labels: Review Film

Thanks for reading Ulasan film: Moonrise Kingdom (2012): Unik, Vulgar dan Nostalgia. Please share...!

0 Komentar untuk "Ulasan film: Moonrise Kingdom (2012): Unik, Vulgar dan Nostalgia"

Back To Top